Aku sering melihat dia bersama teman-temanya ketika aku sedang berada di kantin. Dia adalah Rara gadis cantik dengan rambut panjang nya, berkulit putih dan postur nya yang agak ramping dan tinggi ini yang melengkapi kecantikan Rara. Banyak pria di sekolah aku terpesona dengan Rara bahkan temanku yang perempuan saja berkata kalau Rara bisa di bilang gadis yang paling cantik di sekolahku. Selain itu Rara juga terkenal di sekolah karna dia adalah anggota OSIS di sekolah.
***
"Udah cantik terkenal pula pasti beruntung sekali kekasih Rara ini, apalagi jika Rara juga begitu sayang dengan kekasih nya itu rasanya tuh kayak mencium rambut Maudy Ayunda abis keramas. Lengkap sudah perasaan lelaki beruntung itu yang menjadi kekasih Rara" aku berkata di dalam hati.
***
Namaku Beni, aku lelaki berkacamata yang biasa-biasa saja di sekolah. Aku sekarang duduk di kelas 11 SMA sedangkan Rara dia adalah adik kelasku dia masih kelas 10. Aku lelaki yang kurang populer disekolah karena aku setiap hari hanya berteman dengan buku-buku pelajaran. Entah kenapa saat Rara baru masuk di sekolah aku sudah merasakan hal yang berbeda terjadi dalam diriku. Aku terpesona melihat ketika melihat wajah Rara yang sangat cantik itu. Aku mulai merasakan perasaan suka kepada Rara. Baru kali ini perasaan suka datang lagi kepadaku setelah terakhir kelas 8 smp aku merasakan hal yang sama namun aku tidak berani mengungkapkan perasaanku kepada gadis yang aku suka waktu itu.
***
Akupun tidak bisa berkata apa-apa ketika aku sedang berjalan dan dia memanggilku "kak Beni, nih kak uang kakak jatuh tadi" Rara pun memegang tanganku dengan senyuman manisnya dan mengembalikan uangku. "Ehh, makasih ya Rara untung aja ada kamu. Kok kamu tau namaku?" balasku dengan senyum bahagia. "Ya tahu lah kak, kan kakak yang juara 1 Olimpiade Sains tingkat DKI Jakarta kan kak?" Jawab Rara dengan ramah nya. Ya Tuhan, jika aku boleh memohon kepada Mu tolong hentikan waktu ini. Sungguh sebuah anugrah yang terjadi kepadaku karena gadis yang aku suka tahu namaku dan dia sangat baik sekali kepadaku.
***
Selepas kejadian itu, benar-benar perasaanku tidak bisa di tipu lagi jika aku benar-benar jatuh cinta kepadanya. Aku tidak yakin bisa meluluhkan hati Rara, karena Rara adalah primadona nya para pria di sekolah. Banyak anak lelaki yang lebih tampan dan lebih populer dari aku yang juga dekat atau mungkin suka dengan Rara. Aku sedikit pesimis untuk mengungkapkan perasaanku terhadap Rara karena takut dia menolaku mentah-mentah dan yang lebih parah lagi jika dia sudah punya kekasih bisa-bisa aku di hajar sama kekasih nya kalau mengungkapkan perasaanku ini.
***
Tapi aku gak akan nyerah untuk mengungkapkan perasaan aku ini karena akan sakit jika perasaan dipendam terus tidak di ungkapkan. Pada akhirnya aku memberanikan diri untuk mengungkapkanya kepada Rara. Kebetulan aku bertemu dengan Rara di depan mading ketika istirahat. Tanpa basa basi aku langsung memanggil dan mengungkapkan isi hatiku kepada Rara "Ra, sebenernya aku udah lama suka sama kamu ra." Kataku dengan memberanikan diri. "Kak Beni kenapa kak kok bilang gitu?" Jawab Rara dengan sedikit bingung. "Iya Ra, aku adalah pengagum rahasiamu. Aku menyimpan perasaan suka sama kamu aku malu ingin mengungkapkan nya kepadamu. Aku sudah tidak kuat untuk memendam perasaan ini" Jawabku sambil menatap kedua bola mata Rara. Rara pun terdiam. "Ra, Maaf aku lancang bilang gini ke kamu." Jelasku sambil tersenyum. "Hmm, gimana ya kak. Tapi seminggu lalu aku baru aja jadian sama Tomi kak. Maaf banget ya kak gak bermaksud nyakitiin perasaan kakak" balasnya sambil meyakinkanku. "Ra, lagi ngapain kamu? Ayo kita kekantin." Tiba-tiba Tomi pun datang menghampiri Rara dengan merangkulnya dan berjalan menuju kantin menuju Rara.
***
Aku terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa begitu lama, senyuman bahagiaku tadi berubah menjadi kesedihan. "Apa yang sudah telah aku lakukan? Bodoh sekali diriku ini jelas-jelas dia sudah punyanya Tomi kenapa aku mengungkapkan perasaanku barusan! Tomi lebih tampan dan populer dariku pantas kalau dia mendapatkan Rara" aku berbicara didalam hati sambil menutupi kesedihan. Mataku mulai berkaca-kaca sejak Rara di rangkul Tomi tadi. Tapi apa boleh buat mungkin ini sudah jalan terbaik yang di rancang Nya kepadaku. Aku sadar kalau aku tidak pantas untuk Rara. Aku memang ditakdir kan untuk menjadi pengagum rahasia Rara yang sudah diketahui oleh nya. Aku menerimanya dengan lapang dada, karena jika perasaanku terus dipendam pasti akan jauh lebih sakit jika tidak di ungkapkan.
Komentar
Posting Komentar